Minggu, 13 Oktober 2013

KASIH (1 Korintus 13:1-13)


                Secara khusus, cintakasih Tuhan merupakan dasar seluruh persekutuan hidup orang percaya . Dalam I Kor 13 tercatat beberapa prinsip kesempurnaan kasih yang memperkaya. Ayat 1-3 diawali dengan, “Sekalipun aku…” Artinya, sekalipun mempunyai banyak karunia, hikmat, materi dan berbagai hal yang layak dipersembahkan bagi pekerjaan Tuhan seperti jemaat Korintus, tetapi tanpa kasih maka semuanya sia-sia belaka dan tidak berguna karena tak ada lagi yang dapat dibanggakan selain diri sendiri. Sedangkan egoisme hanya akan menimbulkan kompetisi tak sehat yang sangat berbahaya dan tidak memuliakan Tuhan.
Pertama, kasih membangun kualitas dan kualifikasi orang Kristen secara pribadi hingga memancarkan kasih Kristus. Kasih yang pertama adalah cintakasih Kristus yang menyentuh hati dan kehidupan manusia. Paulus menegaskan, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” Namun dunia yang semakin materialis, egois dan individual telah menurunkan kadar kasih Kristen. Paulus pernah mengingatkan tentang keadaan manusia pada akhir jaman dalam 2 Tim 3:2, “Manusia akan mencintai dirinya sendiri.” Jikalau Gereja tidak memperhatikan dengan baik maka tanpa disadari telah menggenapinya.
Kedua, kasih membangun kualitas relasi dengan sesama antara lain sikap, interaksi dan komunikasi. Paulus mengajarkan, “Ia tidak melakukan yang tidak sopan”. Selama bersosialisasi, setiap orang Kristen seharusnya berusaha agar ucapannya tidak terkesan kasar dan latar belakang karakternya tidak boleh dijadikan alasan untuk membenarkan diri. Sebaliknya, ia harus mengerti perasaan sesamanya sehingga komunitas Kristen tidak saling menjatuhkan melainkan mendukung karena, “Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.”
Ketiga, kasih membangun kualitas penyelesaian masalah. Paulus mengajarkan, “Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” Memang lidah tak bertulang tapi dapat dikendalikan oleh kasih.
Keempat, kasih itu kekal. Paulus mengatakan, “Nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.” Sedangkan kasih adalah pola kehidupan surgawi. Karena itu, ia melanjutkan, “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal” (I Kor 13:12). Dengan kata lain, di hadapan Tuhan tak ada yang tersembunyi dan semua orang akan saling terbuka.
Mari milikilah KASIH itu. Kasih bukan hanya sekedar kata-kata tapi kasih itu disertai dengan tindakan dan perbuatan.

TUHAN YESUS MEMBERKATI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar