Kamis, 08 Mei 2014

Engkau adalah Sahabatku

Menjadi sahabat itu memang gampang tetapi sahabat yang tahu hatimu dan mengerti perasaanmu sangat sulit. Perlu untuk direnungkan kalau kamu tidak mampu meringankan beban dari sahabatmu janganlah menambah beban hidupnya. Kalau kamu tidak mau mengangkat dia dari lumpur itu janganlah jatuhkan dia dalam kubangan. Kalau kamu tidak mampu menghiburnya janganlah membuatnya sedih. Kalau kamu tidak mampu membuatnya tertawa janganlah membuatnya menangis. Kalau kamu tidak bisa hadir saat dia membutuhkanmu, biarkan dia seorang diri dan doakanlah dari jauh.
Jadilah sahabat yang mampu mengerti dan bukan memaksa untuk dimengerti. Jadilah sahabat yang mau memahami dan bukan menuntut untuk dipahami. Jadilah sahabat yang mau menerima dan bukan semata berharap untuk diterima. Dan terutama jadilah SAHABAT yang berarti dalam suka maupun duka. 

Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Amsal 17:17. Jadilah sahabat yang mengerti dan bukan memaksa untuk mengerti.

Berbahagialah bila saat ini kita memiliki sahabat. Jaga dan peliharalah persahabatan itu, karena sahabat sejati langka. Tidak mudah menemukan sahabat di tengah-tengah dunia yang egois ini. 2 Timotius 3:2a, 3-4 "Manusia akan mencintai dirinya sendiri...tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah." Mungkin kita memiliki banyak teman atau kenalan di kantor, sekolah atau di tempat olahraga, dan dimanapun, namun berapa banyak teman yang kita nilai sebagai teman sejati atau sahabat, yang kepadanya kita dapat membagikan pikiran terdalam dan perasaan yang paling intim? Kebanyakan pertemuan didasari kepentingan tertentu atau untung rugi, jarang sekali yang benar-benar tulus. Benar kata Salomo, "Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya." (Amsal 19:4). Sebaliknya, sahabat adalah orang yang memahami dan menerima kita apa adanya, ia "...menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17). Yohanes mengatakan bahwa "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." Yohanes 15:13

Sungguh, kehadiran sahabat dalam hidup sangat berarti akan tetapi lebih penting lagi, kita harus memiliki persahabatan dengan Tuhan. Mungkin kita mengenal Tuhan sebagai Bapa, Raja, Juruselamat dan sumber segala berkat, namun apakah kita mengenalNya sebagai sahabat? Sesungguhnya Tuhan ingin menghabiskan waktu dengan kita, berjalan bersama kita, mendengar masalah kita, bahkan ingin selalu ada di dekat kita. Dia ingin berbicara dengan kita setiap saat, rindu bersekutu dengan kita dalam segala hal. Anugerah yang luar biasa bila kita memiliki Yesus sebagai sahabat, kita tak akan kesepian lagi karena Dia Jehovah Sammah (Mahahadir). "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b).